Rabu, 02 Juli 2014

#KESEHATAN MENTAL UNIFORM COMPLEX "PAHLAWAN KEHIDUPAN DIBALIK JAS PUTIH"

                                                   UNIFORM COMPLEX  
                        “PAHLAWAN KEHIDUPAN DIBALIK JAS PUTIH”
Setiap yang melekat pada orang yang memiliki profesi tertentu, pasti ada kegunaan dan tujuannya. Dalam hal ini dokter pun demikian. Mulai adanya perlengkapan medis yang dibawa dalam tas hingga apa yang menempel pada badan si dokter, seperti jas dokter. Jas ini digunakan bukan tanpa sebab atau hanya supaya terlihat keren saja.


                         
Jas dokter sebagai identitas kedokteran. Ciri khas pada jas dokter ini dapat membuat seorang dokter mudah dikenali oleh siapapun. Hal ini berguna ketika dalam kondisi darurat, maka seseorang akan mudah menandai kehadiran dokter guna membantu pasien yang sedang membutuhkan perawatan segera. Dengan penggunaan jas dokter, orang lain tidak perlu menanyakan apakah ia dokter atau bukan. Orang akan langsung tahu bahwa orang berjas putih itu adalah dokter dan segera meminta bantuannya sehingga tidak membuang waktu yang berharga.
Jas dokter berwarna putih melambangkan kebersihan. Sedangkan kebersihan adalah sesuatu yang sangat berkaitan erat dengan kesehatan. Dengan dokter yang menggunakan jas putih, maka akan terbentuk citra diri bahwa dokter adalah lambang dari kebersihan dan kesehatan lingkungannya.
Penyalahgunaan pengunaan seragam atau atribut sering kali dilakukan oleh beberapa oknum penting di negri ini. Salah satunya adalah dokter. Profesi yang dianggap tinggi di Indonesia ini beberapa kali tercoreng oleh pemakainya. Dokter yang umumnya ‘malaikat penentu hidup dibalik jubah putihnya’ sering kali melakukan kesalahan dalam praktek pengobatannya.
Dalam psikologi hal tersebut dikategorikan sebagai presepsi. Menurut Chaplin (2008) dalam kamus psikologi, presepsi merupakan proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera. Proses perceptual dimulai dengan perhatian, yaitu merupakan proses pengamatan selektif. Faktor-faktor perangsang yang penting dalam perbuatan memperhatikan ini ialah perubahan, intensitas, ulangan, kontras, dan gerak.
Malpraktek merupakan faktor terbesar yang memicu penyalahgunaan seragam atau atribut seorang dokter. Contohnya saja kasus malpraktek yang terjadi di Surabaya pada tahun 2012. Malpraktek ini terjadi pada seorang wanita yang ingin melahirkan dan menjalani operasi caesar dan berbahagia dengan kelahiran bayi pertamanya malah berujung maut.
                            

Kesalahan diagnosis sang dokter membuat wanita berumur 22 tahun itu berujung malapetaka. Iya bahkan tak sempat melihat dan menggendong sang bayi pertama yang dinanti nantinya. Operasi caesar yang telah dilakukan malah menyebabkan Ia mengalami infeksi pada saluran urin dan kemudian menjalar ke otak lalu mengalami koma dan berujung kematian.
Hal ini mengajarkan kita untuk berhati-hati tentang presepsi kita kepada seorang Dokter. Dokter yang umumnya dianggap sebagai pahlawan kehidupan bagi kita rakyat umum yang membutuhkan pertolongannya bukan berarti kita harus mempercayai diagnosisnya 100 %. Pentingnya informasi dan wawasan yang kita miliki sangat berpengaruh agar kita tidak menjadi korban pembodohan malpraktek dari seorang dokter. Sangat tidak dianjurkan juga untuk kita memberi kepercayaan penuh kepadanya agar kasus malpraktek yang berujung kematian ini tidak lagi terjadi/.

Pengertian dari presepsi sebelumnya dapat dibuat kesimpulan bahwa setiap orang mempunyai presepsi yang berbeda-beda. Hal tersebut didasarkan dari informasi yang Ia terima. Cara memandang dan menilai sesuatu hal segalanya dikembalikan kedalam pribadi masing-masing. Karena tidak semua yang kita lihat berdasarkan pandangan dari luar sesuai dengan pribadi orang yang kita lihat.